Marquee

Informasi yang Diberikan Hanya Sebagai Bacaan, Penunjuk Arah atau Bahan Pembanding dari Buku Referensi Aslinya.

Laman

Iklan

Sabtu, 02 Juli 2011

Analisis Ongkos Produksi Tugas Akhir

Analisis Ongkos Produksi (production cost) Tugas Akhir Rancang Bangun

Judul Tugas Akhir : Rekonstruksi Transmisi Feeding Mesin Bubut Shenwei
Penyusun : Asep Abdul Aziz Amarullah (020822)
Tahun : 2005

A. Analisis Awal
Permasalahan yang diangkat penyusun dalam tugas akhirnya yaitu adanya kerusakan roda gigi pada transmisi feeding mesin bubut Shenwei sehingga penyusun mencoba untuk merekonstruksinya dengan cara membua roda gigi tersebut. Setelah membaca dan memahami beberapa isi pembahasan, maka ditemukan kelemahan yang ada dalam bagian pembahasan. Kelemahan tersebut yaitu karena dalam pembuatan roda gigi tersebut penyusun tidak membuatnya sendiri, maka perhitungan ongkos total perproduk kurang efisien. Hal itu dikarenakan pada proses pembuatan roda gigi, penyusun mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar ongkos pekerja yang melakukan proses pemesinan untuk membuat roda gigi tersebut. Untuk itu saya akan mencoba membandingkan biaya total perproduk yang dikeluarkan apabila dikerjakan sendiri dengan workshop produksi sebagai tempat pembuatannya. Namun dalam perhitungan ini, saya hanya membatasi pada perhitungan ongkos operasi mesin permenit, ongkos mata potong pahat dan ongkos material saja.

B. Spesifikasi Benda
Jumlah gigi yang akan dibuat (z) = 28
Modul (m) = 1,5
Tebal gigi (b) = 10 mm
Diameter lubang = 17 mm

C. Ukuran awal benda
Bahan : SNC 1 (baja krom nikel)
Diameter : 50 mm
Panjang : 15 mm
D. Langkah-langkah Bubut
1. Bor benda kerja dengan mesin bubut, dengan diameter bor 6 mm, 12 mm dan 17 mm. tiap penggunaan bor dilanjutkan dengan membesarkan lubang (boring)¬. Putaran mesin yang digunakan yaitu:
n =(1000xCs)/(3,14xd) = (1000x27)/(3,14x17) = 505,80 rpm
2. lakukan pembubutan muka (facing) dengan tebal 10 mm.
3. Pasang mandrel untuk mendukung benda kerja. Kemudian lakukan pembubutan rata sampai mencapai Ø 45 mm. Lakukan pembubutan dengan putaran mesin:
n =(1000xCs)/(3,14xd) = (1000x27)/(3,14x45)= 191,08 rpm

E. Langkah-langkah Frais
1. Jepit mandrel pada ragum mesin frais, atur benda kerja agar dudukan center dengan mata pisau.
2. Tempelkan ujung pisau ke benda kerja.
3. Geser benda kerja ke arah depan ± ½ Ø pisau dengan memutar spindle.
4. Atur kedalaman pemakanan 3,3 mm.
5. Kemudian melakukan perhitungan pelat index:
Nc =40/z =40/28 = 1 12/28
1 putaran ditambah 12 lubang pada jumlah lubang 28
6. Atur mesin dan prirng pembagi sesuai perhitungan di atas.
7. Putar piring pembagi setiap melakukan penyayatan.
8. Lakukan penyayatan sampai mencapai jumlah gigi yang akan dibuat.

F. Ongkos Operasi Mesin Permenit
1. Ongkos Operasi Mesin Bubut
Data mesin bubut yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
Jenis Mesin bubut : Konvensional
Merek/model : KIANGSI / C 6127 A
Tahun pembuatan : 1984
Luas lantai : 1,5 x 2 = 3 m2
Dimensi benda kerja : Ø 270 x 800 mm
Daya nominal : 2,6 kW

Mesin dibeli tahun 1985 dengan harga Rp 30.000.000,-, periode penyusutan 30 tahun, biaya bunga-pajak asuransi sebesar 25 %, maka pada tahun tersebut (2005) ongkos penyusutannya adalah:
Cfx = Co (1/y) + Co [1-((x-1)/y) ] Ipti
= 30.000.000(1/30) + 30.000.000 [1-((19-1)/30 ]. 0,25
= Rp 4.000.000/tahun

Jika harga daya Rp 1.000 per kWh, maka ongkos daya yang diperkirakan dari daya nominal (2,6 kW) dengan asumsi efisiensi beban 60 %, dan aktivitas pemesinan rata-rata 40 % adalah:
Ongkos daya permenit adalah : 2,6 x 0,6 x 0,4 x 1000/60 = Rp 10,4/menit
Ongkos operator pertahun : Rp 0 (operator adalah penyusun tugas akhir)
Dengan demikian ongkos variable langsung adalah:
Cd = (0 + 10,4 x J) Rp/tahun
Bagi mesin ini dikenakan beban tak langsung sesuai dengan luas lantai yang digunakannya, yaitu:
Ci = 3 x 566.200 = Rp 1.698.600/tahun
Dengan demikian ongkos operasinya dengan asumsi mesin bekerja selama 1 shift adalah:
cm =(4.000.000/110.000)+0+10,4+(1.698.600/110.000)
= 36,36 + 10,4 + 15,44 = Rp 62,2/menit
Berdasarkan data dari Tugas Akhir, diperoleh waktu pengerjaan dengan menggunakan mesin bubut adalah: tm = 0,15 jam = 9 menit. Maka ongkos pemesinan dengan mesin bubut yaitu:
Cm = cm.tm = 62,2 x 9 = Rp 559,8

2. Ongkos Operasi Mesin Frais
Data mesin frais yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
Jenis Mesin frais : Konvensional
Merek/model :
Tahun pembuatan : 1985
Luas lantai : 2 x 2 = 4 m2
Dimensi benda kerja :
Daya nominal : 3,2 kW

Mesin dibeli tahun 1985 dengan harga Rp 28.000.000,-, periode penyusutan 30 tahun, biaya bunga-pajak asuransi sebesar 25 %, maka pada tahun tersebut (2005) ongkos penyusutannya adalah:
Cfx = Co (1/y) + Co [1-((x-1)/y) ] Ipti
= 28.000.000 (1/30) + 28.000.000 [1-((19-1)/30) ]. 0,25
= Rp 3.733.333/tahun

Jika harga daya Rp 1.000 per kWh, maka ongkos daya yang diperkirakan dari daya nominal (3,2 kW) dengan asumsi efisiensi beban 60 %, dan aktivitas pemesinan rata-rata 40 % adalah:
Ongkos daya permenit adalah : 3,2 x 0,6 x 0,4 x 1000/60 = Rp 12,8/menit
Ongkos operator pertahun : Rp 0 (operator adalah penyusun tugas akhir)
Dengan demikian ongkos variable langsung adalah:
Cd = (0 + 12,8 x J) Rp/tahun
Bagi mesin ini dikenakan beban tak langsung sesuai dengan luas lantai yang digunakannya, yaitu:
Ci = 4 x 566.200 = Rp 2.264.800/tahun
Dengan demikian ongkos operasinya dengan asumsi mesin bekerja selama 1 shift adalah:
cm =(3.733.333/110.000)+0+12,8+(2.264.800/110.000)
= 33,94 + 12,8 + 20,6 = Rp 67,34/menit

Berdasarkan data dari Tugas Akhir, diperoleh waktu pengerjaan dengan menggunakan mesin frais adalah: tm = 1 jam = 60 menit. Maka ongkos pemesinan dengan mesin frais yaitu:
Cm = cm.tm = 67,34 x 60 = Rp 4040,4

3. Ongkos Operasi Mesin Gerinda
Data mesin gerinda yang digunakan dalam pembuatan roda gigi ini adalah:
Jenis mesin gerinda : gerinda bangku
Proses gerinda : proses gerinda silindrik luar tanpa centre dengan pemakanan melintas
Daya nominal : 1,5 kW
Luas lantai : 1 x 1 = 1 m2
Ukuran batu gerinda : Ø 300 mm, tebal 32 mm
Bentuk batu gerinda : tipe 1 lurus
Bahan batu gerinda : 4A 36 L 5 V (batu gerinda dengan jenis serbuk Aluminum Oxide (Al2O3), ukuran grain 36 (mesh number: medium), grade L (kekuatan ikatan: medium), struktur batu gerinda 5 (medium), bahan pengikat V (vitrifield, ceramic)
Harga mesin gerinda berikut meja dan pemasangan Rp 2.000.000. penyusutan selama 10 tahun dengan bunga-pajak asuransi 25 % pertahun, maka ongkos tetapnya:
Cf = 2.000.000(1/10)+((10+1)/(10x2))0,25
= Rp 475.000/tahun
Ongkos operator = Rp 0 (pengasahan dilakukan penyusun)
Ongkos daya rata-rata dengan efisiensi beban sekitar 40 % dan kegiatan pemesinan sekitar 60 %, harga daya listrik Rp 1000 per kWh, maka ongkos variable langsingnya adalah:
Cd= = 1,5 x 0,4 x 0,6 x 750/60
= 6 J Rp/tahun
Bagi mesin ini dikenakan beban tak langsung sesuai dengan luas lantai yang digunakannya, yaitu:
Ci = 1 x 566.200 = Rp 566.200/tahun
Dengan demikian ongkos operasinya dengan asumsi mesin bekerja selama 1 shift adalah:
cg =(475.000/110.000)+0+6+(566.200/110.000)
= 4,32 + 6 + 5,15 = Rp 15,5/menit

Batu gerinda berharga Rp 150.000 dapat ditajamkan sampai sekitar 350 kali (setiap penajaman menghilangkan lapisan sekitar 0,2 mm; diameter baru 300 mm dan diameter akhir 150 mm) batu gerinda baru diseimbangkan oleh operator mesin selama 10 menit. Harga dresser Rp 300.000 yang dapat digunakan sekitar 20.000 kali, waktu pemasangan dan pengambilan dresser 2 menit, sedangkan waktu operasi penajaman sekitar 1,5 menit. Dengan demikian, ongkos batu gerinda perpenajaman adalah:
ce =Rp 484,69
Rp 485/penajaman

Karena proses pembubutan hanya memerlukan 1 kali penajaman, maka:
ce = Rp 485

G. Ongkos Mata Potong Pahat
Pahat yang digunakan berbahan HSS dengan harga Rp 12.000 dengan jenis pahat rata kanan. Karena pengasahan dilakukan oleh penyusun, maka ongkos mata potong pahat sama dengan biaya pembelian pahat.
Sedangkan untuk pisau mesin frais tidak dipungut biaya karena asumsi bahwa mengontrak mata kuliah tugas akhir sudah termasuk biaya pisau mesin frais.

H. Ongkos Material
Material diasumsikan telah terpotong dengan spesifikasi:
Bahan : SNC 1 (baja krom nikel)
Diameter : 50 mm
Panjang : 15 mm
Dengan ongkos pemotongan Rp 5000
Harga per kg = Rp 7500
Berat = 0,37 kg
Maka:
CMO = 0,37 x 7500 = Rp 2.775

I. Biaya Pengujian Bahan
Bahan : SNC 1 (baja krom nikel)
Merek Mesin : Mitutoyo
Jenis Pengujian : Brinell
Harga per penusukan : 2500
Jumlah penusukan : 5
Maka biaya total pengujian = Rp 2500 x 5 = Rp 12.500

Jadi ongkos total perproduk, dalam hal ini pembuatan 1 buah roda gigi, apabila dikerjakan di workshop mesin produksi adalah:
Cu = ongkos operasi mesin bubut + ongkos operasi mesin frais + ongkos operasi mesin gerinda + ongkos mata potong pahat + ongkos material + ongkos pengujian bahan
= 559,8 + 4040,4 + 485 + 12.000 + 2.775 + 12.500
= Rp 32.360,2
Rp 32.400

J. Analisis Akhir
Biaya total pembuatan roda gigi yang dilakukan oleh penyusun adalah Rp 71.900. Sedangkan biaya total pembuatan roda gigi di atas dengan asumsi pembuatan dilakukan di workshop produksi dan perancangan adalah Rp 32.400. sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila pembuatan roda gigi tersebut benar-benar dilakukan di workshop produksi dan perancangan, maka penyusun dapat menghemat biaya produksi sekitar 55 % atau sekitar Rp 39.500. Oleh karena itu, sebaiknya selama masih mengenyam pendidikan di UPI, pergunakanlah fasilitas yang ada dengan ditunjang kemampuan yang kita miliki dalam proses pemesinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banner

Adsense Indonesia